Monday, September 17, 2007

Soal Hi-tech Bola paling Gaptek



Mengapa Wasit-wasit sepakbola tidak menggunakan teknologi tayang ulang TV untuk mengecek apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum? konon semua itu ditolak karena menyinggung perasaan dan wibawa korps baju hitam selaku pengadil tunggal di lapangan.

Dalam bola baske, apalagi NBA, sudah lama disediakan video camera dan tv bagi wasit untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Salah satu titik paling kritis di basket adalah kala pemainmelontarkan bola kekeranjang di detik-detik terakhir pertandingan. Apakah sudah dilempar ebelum atau sesudah bel akhir permainan berbunyi? Cara yang sama juga sudah lebih dari 5 tahun digunakan disepakbola Amerika atau yang lebih kita kenal sebagai rugby.

Dalam sepakbola ada semacam perasaan bahwa permainan harus terus mengalir, tidak boleh tersendat barang 1 atau 2 menit hanya karena wasit mesti berlari ketepi lapangan untuk mengecek rekaman ulang. Kalaupun ada orang lain disana yang memantau layar tv lalu memberitahukannya pada wasit kepala, ah, ada perasaan jengah, "Kok gua bukan orang yang paling tahu atas lapangan ini." Hal-hal semacam itulah yang kemudian menyebabkan sepakbola paling ketinggalan dari semua cabang olahraga dalam memanfaatkan teknologi terkini.

Para pembela sepakbola sebagaimana adanya saat ini mengatakan, kesalahan-kesalahan yang dilakukan wasit dalam menlai terjadinya gol atau tidak merupakan kesalahan manusiawi. Hal itu wajar terjadi dalam sepakbola. Dan merupakan bagian integral sepakbola. Itulah yang menyebabkan bola menjadi seperti drama telenovela, ada kekesalan, ada kemarahan, tapi disisi lain lapangan ada tim yang bersorak gembira karena kemenangan.

"Apa yang disaksikan wasit adalah apa yang selama ini mereka dapatkan dari permainan itu. Pengalaman memberi mereka masukan apa yang tengah terjadi. Kelelahan mereka juga berperan, sma seperti yang terjadi pada para pemain," kata Chuck Fleischer, seorang wasit bola asal AS. "Mata manusia memang tidak secepat dan seteliti komputer, tetaapi otak manusia bisa menganalisa apa yang terjadi dan kemudian mengambil keputusan."

Sebenarnya sebuah ide pernah dilontarkan tahun 2006 awal, yakni digunakannya sebuah chip komputer cerdas di dalam bola. Chip itu bisa memberi info kepada wasit dalam waktu 1 detik, melalui alat kecil ditangan wasit, apakah sudah terjadi gol atau tidak. Tapi ide ini lenyap begitu saja, apa yang terjadi?

Konon dalam tes diketahui bahwa ternyata chip ini kelewat pintar tapi juga bodoh. Ia memang bisa memberi tahu terjadinya gol sesudah bola melewati garis gawang, tapi juga emberi sinyal gol pada bola yang melayang diatas mistar gawang dan mendarat diujung jaring gawang, sesuatu yang konyol dan tidak bisa diterima. Sistem komputer juga mendadak sontak macet kalau mendadak ada 2 bola berchip di dalam satu lapangan yang sama. Misalkan ketika satu bola keluar lapangan, dan bola cadangan dilempar kedalam terlalucepat, sehingga ada masa ketika 2 chip beroperasi bersamaan, maka sistem akan macet mendadak.

Kejadian-kejadian seperti itu membuat para tokoh pembela sepakbola untuk dimainkan sebagaimana adanya seperti saat ini, berada diatas angin. Mereka menuding sebagus-bagusnya teknologi tinggi, masih tetap ada kesalahan yang terjadi, yang dinilai lebih jelek dari pada mata wasit yang keliru menafsirkan gol sebagai tidak go, atau sebaliknya. Jadi? yah... sampai 2 - 3 tahun ke depan tampaknya kita masih akan menyaksikan banyak tragedi dan drama di lapangan hijau.

>--< di ambil dari 3636 Lifestyle

No comments:

Post a Comment