Saturday, September 22, 2007

Praktikum


Juni 2007, hari senin yang cerah, menjadi moment tersendiri, karena ini adalah hari praktikum. Praktikum dilaksanakan disebuah desa yang terkenal dengan budidaya jagungnya. Perjalanan menjadi cerita tersendiri karena sepanjang perjalanan yang ada hanya ceria, teman-teman adalah orang yang baik hati dan berjiwa penghibur sehingga perjalanan tidak pernah membosankan.

Lokasi praktikum sendiri, berada kurang lebih 15km dari kota kabupaten, lumayan terpencil, jauh dari jaringan internet dan mall. Sebagai mahasiswa program ekonomi pertanian. Maka praktikum selalu melibatkan petani sebagai responden, dan kali ini responden kami adalah seorang ketua kelompok tani.

Ketua kelompok tani yang berusia akhir 30-an, mendekati awal 40-an. Adalah seorang ayah dengan 2 orang putri. Beliau memiliki lahan usaha sebesar 12,5Ha. Yang ditanami jagung, dan halaman sekitar rumah yang diusahakan tanaman hortikultura. Dengan serangkaian pertanyaan yang disiapkan secara mendadak (untunglah informasinya cukup) kami mendapatkan hasil yang mengejutkan, satu musim tanam beliau mendapatkan 19 juta lebih, yang didapatkan dari pertanian terintegrasi yang beliau usahakan. Usahatani beliau meliputi 12,5ha tanaman jagung, 0,25ha tanaman hortikultura dan 2 kandang ayam berkapasitas 5000 ekor.

Dengan keadaan yang kami temui terlintas pemikiran bahwa menjadi petani juga bisa makmur dan hidup terhormat. Karena petani tidak direpotkan dengan lobi-lobi tertentu, tidak diributkan dengan kepangkatan (naik jabatan atau tidak), tidak berhadapan dengan persaingan antara rekan sekerja, juga tidak perlu berhadapan dengan atasan yang suka dijilat. Petani hidup jujur dan terhormat, mengasilkan sesuatu untuk orang lain namun tetap dapat hidup berkecukupan. Sayangnya tidak semua petani seperti itu, mereka yang rajin dan sungguh-sungguhlah yang berhasil. Banyak petani yang gagal dan hidup dibawah garis kemiskinan. Bila kondisinya seperti ini siapa yang disalahkan??

Praktikum yang sangat berharga dan berkesan.

Monday, September 17, 2007

Kutai Kartanegara


Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah ± 27.263,10 km² terletak pada 115°26' bujur timur, 117°36' bajur barat, dan 1°28' lintang utara sampai 1°08' lintang selatan.memiliki 18 kecamatan. Dan kota Tenggarong memiliki luasan 89,5 km². Kutai kartanegara merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia dengan raja yang ngetop adalah Mulawarman yang kini diabadikan sebagai universitas negeri terbesar di Kaltim.

Kerajaan tertua ini pada awalnya berada di kecamatan muara Kaman yang terletak jauh dihulu sungai mahakam, namun dalam perkembangannya kota kerajaan ini bergeser hingga di kota tenggarong saat ini. Perubahan ini terjadi khususnya setelah raja tenggarong yang berkuasa saat itu memeluk islam. Sisa kejayaan kerajaan kutai kartanegara dibawah islam bisa dilihat dari berbagai peninggalan fisik yang saat ini masih ada. Salah satu cirri utamanya adalah tata kota yang sangat identik dengan tata kota-kota islami yakni pusat pemerintahan (istana) yang berdampingan dengan pusat keagaaman (masjid) dan pusat kehidupan masyarakat (pasar+pelabuhan). Tata letak seperti ini juga yang terdapat di demak pada masa kejayaan kerajaan demak yang islami.

Kini kutai kartanegara bukan saja menjadi salah satu tujuan wisata dikaltim (dengan museumnya) tapi juga merupakan salahsatu primadona penanaman modal karena kebijakan pemerintahnya yang membuka peluang sebesar-besarnya. Dengan kekayaan SDAnya membuat kabupaten ini tercatat sebagai kabupaten dengan PAD terbesar di Indonesia, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah yang memiliki PDRB perkapita dengan migas tahun 2003 mencapai 52,96 juta rupiah dan pada tahun 2004 menjadi 59,08 juta rupiah. Pendapatan perkapita tahun 2004 sebesar 53,17 juta rupiah. Jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara termasuk sedikit hanya sebesar 503.709 jiwa pada tahun 2004.

Secara logika dengan jumlah penduduk yang sedikit dan PAD yang sangat besar ini membuat penduduk kabupaten ini hidup dalam kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan daerah lain direpublik ini. Tapi pada faktanya, jumlah penduduk miskin di kabupaten ini paling banyak dibanding kabupaten lain di Kaltim, begitu juga tingkat buta huruf, serta tingkat putus sekolah. Percaya aja deh, I live there and my job is there too. Ironis memang karena uang yang ada lebih sering digunakan untuk mensponsori balap mobil, mendatangkan artis-artis dan membiayai kegiatan adat yang berasal dari jaman hindu dan dikorupsi, Dari pada untuk memperbaiki gedung sekolah dasar, membangun infrastruktur pedesaan (bukan rahasia kalau namanya desa itu ga ada jalan yang mulus) atau membangun tata kota yang ramah lingkungan atau untuk subsidi petani yang rata-rata sangat miskin.

Memang bukan potret yang indah, tapi inilah kenyataan yang dihadapi di kabupaten ini warga dimiskinkan dan dibodohkan secara sistematis. Mereka disilaukan dengan hibura-hiburan dari artis ibukota yang selalu diundang bahkan untuk acara sepele seperti wisuda sarjana, sehingga warga lupa bahkan mereka sangat kaya dan mereka berhak lebih dari yang diberikan oleh pemerintah saat ini.

Soal Hi-tech Bola paling Gaptek



Mengapa Wasit-wasit sepakbola tidak menggunakan teknologi tayang ulang TV untuk mengecek apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum? konon semua itu ditolak karena menyinggung perasaan dan wibawa korps baju hitam selaku pengadil tunggal di lapangan.

Dalam bola baske, apalagi NBA, sudah lama disediakan video camera dan tv bagi wasit untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Salah satu titik paling kritis di basket adalah kala pemainmelontarkan bola kekeranjang di detik-detik terakhir pertandingan. Apakah sudah dilempar ebelum atau sesudah bel akhir permainan berbunyi? Cara yang sama juga sudah lebih dari 5 tahun digunakan disepakbola Amerika atau yang lebih kita kenal sebagai rugby.

Dalam sepakbola ada semacam perasaan bahwa permainan harus terus mengalir, tidak boleh tersendat barang 1 atau 2 menit hanya karena wasit mesti berlari ketepi lapangan untuk mengecek rekaman ulang. Kalaupun ada orang lain disana yang memantau layar tv lalu memberitahukannya pada wasit kepala, ah, ada perasaan jengah, "Kok gua bukan orang yang paling tahu atas lapangan ini." Hal-hal semacam itulah yang kemudian menyebabkan sepakbola paling ketinggalan dari semua cabang olahraga dalam memanfaatkan teknologi terkini.

Para pembela sepakbola sebagaimana adanya saat ini mengatakan, kesalahan-kesalahan yang dilakukan wasit dalam menlai terjadinya gol atau tidak merupakan kesalahan manusiawi. Hal itu wajar terjadi dalam sepakbola. Dan merupakan bagian integral sepakbola. Itulah yang menyebabkan bola menjadi seperti drama telenovela, ada kekesalan, ada kemarahan, tapi disisi lain lapangan ada tim yang bersorak gembira karena kemenangan.

"Apa yang disaksikan wasit adalah apa yang selama ini mereka dapatkan dari permainan itu. Pengalaman memberi mereka masukan apa yang tengah terjadi. Kelelahan mereka juga berperan, sma seperti yang terjadi pada para pemain," kata Chuck Fleischer, seorang wasit bola asal AS. "Mata manusia memang tidak secepat dan seteliti komputer, tetaapi otak manusia bisa menganalisa apa yang terjadi dan kemudian mengambil keputusan."

Sebenarnya sebuah ide pernah dilontarkan tahun 2006 awal, yakni digunakannya sebuah chip komputer cerdas di dalam bola. Chip itu bisa memberi info kepada wasit dalam waktu 1 detik, melalui alat kecil ditangan wasit, apakah sudah terjadi gol atau tidak. Tapi ide ini lenyap begitu saja, apa yang terjadi?

Konon dalam tes diketahui bahwa ternyata chip ini kelewat pintar tapi juga bodoh. Ia memang bisa memberi tahu terjadinya gol sesudah bola melewati garis gawang, tapi juga emberi sinyal gol pada bola yang melayang diatas mistar gawang dan mendarat diujung jaring gawang, sesuatu yang konyol dan tidak bisa diterima. Sistem komputer juga mendadak sontak macet kalau mendadak ada 2 bola berchip di dalam satu lapangan yang sama. Misalkan ketika satu bola keluar lapangan, dan bola cadangan dilempar kedalam terlalucepat, sehingga ada masa ketika 2 chip beroperasi bersamaan, maka sistem akan macet mendadak.

Kejadian-kejadian seperti itu membuat para tokoh pembela sepakbola untuk dimainkan sebagaimana adanya seperti saat ini, berada diatas angin. Mereka menuding sebagus-bagusnya teknologi tinggi, masih tetap ada kesalahan yang terjadi, yang dinilai lebih jelek dari pada mata wasit yang keliru menafsirkan gol sebagai tidak go, atau sebaliknya. Jadi? yah... sampai 2 - 3 tahun ke depan tampaknya kita masih akan menyaksikan banyak tragedi dan drama di lapangan hijau.

>--< di ambil dari 3636 Lifestyle

Curhat

“Para istri itu sulit sekali mengingat kebaikan suami, sehingga ketika diminta menuliskan kebaikan suami dalam waktu 30 menit, tidak satu pun yang berhasil ditulis dan diingat. Namun ketika diminta menuliskan kekurangan/kesalahan suami, maka dalam waktu yang sama berhasil menuliskan minimal 3 lembar.” Begitulah yang disampaikan ustadzah ridha salamah pada training pranikah yang dilaksanakan dimasjid kampus unlam banjarbaru, audiens…. Tentu aja pada senyum atau justru cekikikan. Kemudian beliau melanjutkan

“terimakasih yang pertama kepada suami, tentunya adalah karena suami sudah memilih kita menjadi istrinya, pendamping hidupnya dari sekian banyak wanita yang ada dimuka bumi ini ……..” ketika mendengar ini reaksi pertamaku adalah para setan dihatiku langsung beraksi, yup gimana tidak, “enak aja milih!!” “Memangnya memilih itu Cuma haknya para pria!!” Waaaa aura feminisku mulai muncul, kebencian akan dominasi pria ini menimbulkan penolakan dan perlawanan dari dalam jiwa yang memang sudah berpembawaan pemberontak. Muncul berbagai opsi dan penyanggahan yang terlontar dalam benak “memangnya cewek ga bisa milih?” atau “kecakepan banget milih, emang tu cowok kepedean, belum tentu juga diterima” bahkan yang paling ekstrem “ga bakal deh” atau “tunggu deh sampe salju turun di banjarbaru”

Ternyata aku manusia biasa, lemah dan jahil, setelah direnungi apa yang disampaikan oleh pemateri adalah sesuatu yang sangat indah dan memang benar. Yup berubah pikiran dalam 5 detik. Karena segala sesuatu itu tidak bisa dipandang dari keinginan pribadi namun dipandang dari sudut imani. Dengan sudut pandang imani inilah kutemukan bahwa Allah mengatur dan menetapkan dengan adil. Karena pernikahan di tujukan untuk mendapatkan ketenangan dan kebahagian serta perjalanan bersama menuju syurga Allah.
Dan memang akan sangat sulit sekali menerima seseorang yang bukan diri kita untuk menjadi pemimpin kita, merelakan kebebasan kita, selera pribadi dan keuangan pribadi tentunya. Itu sebabnya posisi sebagai ibu dan pengatur rumah tangga diganjar Allah dengan pahala yang besar bahkan seorang istri yang diridhoi suaminya juga akan mendapatkan ridho Allah.

Kini dalam benakku, sungguh ibunda saudah yang diperistri zaid (eks sahayanya Rasul) adalah wanita hebat karena tidak memandang posisi suaminya dimasyarakat namun keimanannya, dan merelakan dirinya menjadi pencetak generasi yang tangguh. Begitu juga dengan ibunda Khadijah yang menikahi pemuda yang 15 tahun lebih muda darinya namun tetap menghormatinya dan menjadi sahabat sejati bagi suaminya juga mendidik anak-anaknya menjadi permata ummat.

Muslimah memang keren!! Aturan Allah memang ga ada matinya. Sehingga yang diperlukan saat ini adalah keikhlasan untuk menjalaninya dengan kesadaran yang tinggi sebagai seorang hamba bukan yang lain.

Wednesday, September 12, 2007

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

^..^ Selamat Menunaikan Ibadah Puasa ^..^
semoga pada bulan mulia ini amal ibadah kita bertambah dan kita menjadi orang yang meraih kemenangan dan menjadi lebih baik lagi
Marquee Tag - http://www.marqueetextlive.com

Myspace Comments

Pernak Pernik KKI

ini posting yang tertinggal dari oleh-oleh KKI 07
  • Peserta: Peserta terdiri dari berbagai kalangan masyarakat yang punya keimanan dan kerinduan yang kuat terhadap islam beberapa diantaranya adalah 18.000 kaum muslimin dari bogor, 400 mualaf dari Papua. Dan tentunya dari berbagai daerah termasuk sumatera, Kalimantan dan sulawesi yang aku juga tau persis berapa jumlahnya.

  • Pendukung: selain para sponsor, KKI ini di dukung oleh vokalis jamrud, magenta orkestra, juga tim nasyid

  • Souvenir: yang pasti ada makalah

  • Certificate

  • Bendera tangan, (itu yang dikasiin panitia untuk peserta)

  • story behind: Sedihnya, karena operator yang lelet, akhirnya kami ber5 tidak bisa ikut rombongan dari kalsel jadi kami juga ga dapet name tag dan tidak diakui sebagai bagian dari rombongan Kalsel, bermodal nekat kami masuk atas nama individu, hampir ditolak oleh panitia yang berusaha mengamankan acara dan memastikan bahwa kami bukan pengacau. Beruntung ternyata panitianya adalah adinda di IPB, jadi lah kami masuk dengan lega dan bisa mendapatkan posisi yang strategis.

  • Meet and greet: nah ini setelah acara usai ajang ketemuannya dengan temen-temen dari berbagai daerah
    Alhamdulillah, sempat bertemu dengan teman-teman dari Kaltim yang langsung menodong dengan pertanyaan, kapan balik ke kaltim? (jawabnya may….) temen-temen dari sukabumi, bogor Jateng, Malang juga dari rombongan kalsel sendiri.

  • acara tambahan: berikutnya adalah belanja, yup cari oleh-oleh untuk sanak sodar, makan siang, juga ngantri di toilet dan tempat wudhu, subhanallah baru kerasa deh kalo ternyata orangnya banyak banget, setelah itu agenda berikutnya nonton.

  • Nonton: bukan nonton film, atau apa . Cuma nonton teman-teman dari berbagai daerah yang kebingungan dan nyasar……….. he he he, ternyata tidak sedikit teman-teman yang terpisah dari rombongan dan celingak-celinguk nyasar dan nyari rombongan masing-masing seperti mba NJ dari balikpapan, dan ummu fikri yang sekalian syuting sinetron yang judulnya NYASAR.

  • Bazaar: banyak benda yang dijual murah mulai dari buku yang banting harga Cuma Rp.10.000 – 15.000, kerudung, jilbab, dll tapi nasi goreng sama sekali ga diskon atau banting harga, yang ada malah lebih mahal.

  • Panitia: selamat dan sukses atas acara nya keren abis, semoga di catatkan oleh Allah sebagai amal shaleh yang diganjar dengan syurga. Amin

  • Buat Kaum muislimin bersatu itu bukan outopis tapi keniscayaan, gelora bung karno menjadi saksi betapa besarnya kekuatan kita ketika bersatu.