Wednesday, July 4, 2007

Halo Samarinda

Sebagai seseorang yang pernah (?? Dan mungkin akan tetap) tinggal di propinsi kaltim. Samarinda adalah ibu kota propinsi yang sangat menyebalkan ketika bulan purnaman dan musim hujan… kenapa?

Karena pada saat itu samarinda tercinta akan terendam, B A N J I R….

Banjir………..

Bulan purnama, karena ketika itu terjadi pasang, dan kota tepian ini berada di tepi sungai mahakam yang cukup lebar, dan ditengah kota juga terdapat sebuah waduk yang lebih sering kelebihan muatan. Selain sungai mahakam, samarinda juga dilalui oleh beberapa anak sungai mahakam. Sehingga kejadian alami ketika pasang yaaa….. naik tu banyu…

Musim hujan….

Dimana-mana yang namanya musim hujan pasti banjir…. Ga usah di samarinda yang jauh, Jakarta yang ibu kota aja juga kebanjiran. Artinya wajar deh dimana-mana banjir di musim hujan

Tapi… sedikit menilik, ada apa dibalik banjirnya Samarinda.

Banjir selalu terjadi di daerah pinggiran sungai dan tepat di tengah kota yang –termasuk jauh dari kota--. Menunjukkan betapa buruknya tata kota dan draenase dit kota ini.

Dengan motto sebagai kota tepian, seharusnya tidak membuat samarinda rela kebanjiran tiap kali sungai mahakam pasang, tapi tetap saja.

Banyak jalanan dan rumah yang terendam, sejauh ini bahkan tidak ada kemajuan yang berarti dikota ini.

Selain banjir air, ternyata samarinda juga kebanjiran yang lain seperti psk, yup itu (ada ga si istilah yang lebih halus??) kemudian narkoba, penyelundupan manusia, juga penderita HIV terbanyak di kalimantan selain investor tentunya dan gubernurnya yang sekarang terganjal kasus korupsi…..

Komplit.. pasti Kaltim…

Kekayaan SDA Kalimantan berupa Emas Hitam, membuat propinsi ini membuka keran investasi sebesar-besarnya untuk mengeruk kekayaan alamnya. Dengan ini membuat banyak orang yang bekerja di tempat ini. Selain itu karena berbatasan dengan Malaysia dan Brunei Darussalam juga membuat banyak penyelundupan terjadi, yang parah bukan Cuma barang tapi juga manusia khususnya wanita dan anak-anak…

Yang menyebalkan adalah betapa pemerintah daerah sangat tidak adil, bayangkan aja jalanan yang menuju kota mulus tapi giliran di pinggiran, jelek dan rusak (eh di banjarbaru juga lho) sehingga terasa sekali perlakuan yang berbeda, belum lagi fasilitas lainnya.

Wahai kotaku… kapan akan terasa sama antara di pinggiran dan ditengah kota?? Kapankah rakyat ini mendapatkan fasilitas dan pengurusan yang seharusnya kami terima…….