Friday, January 19, 2007

UJIANNYA S2

13 Januari 2007

Ujian…….. ujian ………….dan ujian……………
Astagfirullah, astagfirullah, ya ﷲ ampuni aku, hindarkan aku dari kebinasaan karena kelemahanku. Yaa Rabbul ‘Alamin, ampuni kelemahanku, ketidak berdayaan ku dan kebencianku pada diriku sendiri. Yaa Rabb yang maha pengasih, penyayang dan pengampun lindungi aku. Aku bertawakal kepadamu, aku berserah di kearifanMu.
Islam yang sempurna ini kini tengah di lecehkan oleh pemeluknya. Mereka mengaku pemimpin umat (KaBag, KaSi, KaRo,KaDin) tapi mereka menipu. Menipu di saat ujian, apa ini bisa dikatakan benar?? Tidak!!! Aku tidak akan pernah rela. Yaa ﷲ aku tidak bisa bicara, tapi hatiku terluka. Setinggi itukah prestise nilai A, sehingga menghalalkan berbagai cara yaa ﷲ ampuni aku yang kecil dan hina ini.
Nyontek?? Ga salah ketika memang dibolehkan dan diaqadkan begitu, misalnya aja memang diaqadkan untuk kerjasama, open book atau take home. Karena islam itu sesuai dengan aqad. “………Penuhilah aqad-aqad itu.” Tapi kalau aqadnya UJIAN tanpa embel-embel open book, take home, atau yang lain, berarti ya UJIAN!! Artinya dikerjakan sendiri titik ga pake koma. Apa karena mereka sudah pada jadi bapak-bapak dan ibu-ibu sudah pada kerja, sudah pada punya jabatan sehingga boleh nyontek.? Dan oleh pihak pengelola dianggap sah? Ibarat SETIA gitu deh Sekolah Tidak Ijazah Ada. Kalau logikanya begitu dan dianggap wajar maka para koruptor jga wajar, karena logikanya sama mereka punya jabatan sudah jadi bapak-bapak dan ibu-ibu juga kan?? Tidak mengherankan kalau mencuri (baca- berbuat curang/nyontek) saat ni jadi budaya. Buktinya di bidang pendidikan aja sudah pada rame-rame ga jujur.
Padahal mestinya pendidikan itu adalah ibadah. Wajib, meski dibedakan antara kifayah dan ‘ain tapi tetap wajib!!! Artinya keluarnya ga jauh-jauh kalau ga pahala ya dosa titik ga pake koma. Sesuatu yang besar seperti itu aja diremehin gimana dengan yang remeh pasti dianggap ga ada.
Saking besarnya peran pendidikan ini sampai Rasul bersabda “ Tuntutlah ilmu dari buaian hingga keliang lahat” dan ﷲ membedakan kedudukan orang-orang yang berpendidikan (berilmu) ini. “apakah sama orang yang mengetahui dengan yang tidak?” dan “……dan meninggikan orang-orang yang berilmu beberapa derajat”.
Ilmu itu dicari, pendidikan dijalani dalam rangka mendekatkan diri kepada ﷲ, bukan mencari ijasah atau nilai atau gelar atau kredit untuk pangkat. Tapi supaya semakin dekat dengan Allah semakin taqwa dan semakin sempurna ibadahnya, semakin kental ideologinya. Semakin kencang perjuangannya terhadap islam dan Allah dan kaum muslimin. Ini adalah landasan pendidikan yang seharusnya. Jadi sebagai pihak pelaksana seharusnya mendukung semua hal ini, bukan justru mendukung praktek nyontek, jual beli nilai dan lain-lain.
Ujian memang dilematis terlebih lagi saat seperti ini dimana pendidikan jadi bahan komersil, dan nilai jadi acuan kelulusan padahal belum tentu orang yang nilainya A melulu bisa aplikasikan ilmunya atau faham ilmunya. Banyak contoh!!
Ujian dalam islam bukan dalam rangka mengokohkan prestise bukan juga untuk mendapatkan nilai tinggi sebagai pengakuan belaka. Namun dalam islam ujian adalah suatu tonggak pada diri insan menjadi sosok aplikabel, karena ujian akan diadakan ketika seseorang sudah benar-benar siap, jadi ga ada batasan waktu belajar. Mungkin satu tahun, 1 semester, seminggu atau 3 tahun untuk satu mata kuliah tertentu. Ini karena kemampuan dan daya tangkap seseorang berbeda dengan orang lainnya. Kalau jenius bisa selesai 1 minggu ya silahkan minta ujian (diuji) oleh para ilmuwan yang menguasai bidang tersebut. Tapi kalau modal pas-pasan terus selesai dalam waktu lama sampe bertahun-tahun, ya…. Ga ada yang maksa untuk ujian, karena yang penting adalah penguasaan dan aplikasi terhadap ilmu yang dipelajarinya.
Dengan system seperti ini bukan hal yang aneh kalau didalam islam pendidikan menjadi ajang mencari ilmu dan keahlian sehingga memunculkan banyak ilmuwan hebat yang terkenal sepanjang masa, juga orang-orang yang bertanggung jawab terhadap ilmunya.
Sekarang apa yang kita pilih, ujian dengan system semesteran yang menguras tenaga dan perasaan dengan banyaknya dosa yang tersebar atau kembali dengan system Islam yang mulia yang akan menghargai kita semua. Jadi ayo bicara… tolak system yang ada!!!

No comments:

Post a Comment