Thursday, January 4, 2007

Sebuah Pernikahan

Janury, 4 th 2007

Sebuah Pernikahan

Hari ini my best friend ( I always though that she is). Menikah, sebuah akad nikah yang syahdu. Suer bukannya ngiri tapi salut 100% atas keputusannya untuk menempuh sebuah kehidupan yang maha berat yang disebut sebagai ikatan terpanjang kedua setelah aqidah. Sebuah keputusan yang akan merubah jalan hidupnya, keputusannya, juga perasaannya.

Sebuah pemenuhan terhadap sunah Rasul, untuk melengkapi (menyempurnakan) separuh dien. Melengkapi sepasang sayap untuk terbang sempurna mengarungi samudra kehidupan yang luas dan medan dakwah yang terjal serta sulit.

Sahabatku, aku ikut bahagia atas keputusan yang kau ambil, meski artiny aku bukan lagi sahabat baikmu, karena kini kau memiliki “sahabat sejati seutuhnya”. Karena rasa bahagia inilah aku memutuskan untuk membagi rasa ini dengan semua orang yang berkunjung ke blog ini dan mengisi tulisan pertama di blog ini dengan cerita pernikahanmu.

Suami+istri adalah sahabat bagi yang lain, aktivitas kalian selalu diwarnai ibadah kepada yang maha kuasa. Selalu diberi limpahan rahmat, pahala dan kemuliaan. Bahkan Allah akan memenuhi kekurangan kalian dan mencukupkannya dengan rizqi dari-Nya, seperti janjinya dalam kitab suci.

Sebuah aktivitas berat dan mulia tapi penuh tanggung jawab, penuh kematangan dan perhitungan. “Kalian adalah ummat terbaik diantara manusia memerintahkan kepada yang ma’ruf mencegah dari yang munkar……” (TQS Ali Imron. 110). Dan kalian mencotohkan aktivitas ma’ruf dengan menikah, bukan dengan melakukan hal lain seperti yang banyak dilakukan oleh anak-anak saat ini (bolehkan ku sebut begitu).

Ingat kita sering sedih mendengar aduan mengenai anak-anak (siswamu atau mahasiswiku) yang MBA, atau lagi “berambangan” dengan pacar. Sampai membuat stress dan males belajar. Atau akhir-akhir ini dimana semua orang sedang sibuk menolak poligami, dengan alasan yang aneh-aneh (mau ku sebutkan):

  1. Menyakiti perempuan
  2. Boleh asal adil
  3. Kekerasan terhadap perempuan di rumah tangga
  4. Dalam islam tidak ada poligami
  5. QS.An-nisaa ayat 3 (kamu taukan yang sering dipakai dlm legalisasi poligami) di sebut sebagai ayat pengurusan terhadap anak yatim, bukan ayat tentang poligami.
  6. Tidak adil terhadap perempuan, kalau laki-laki boleh beristri lebih dari satu berarti permpuan juga boleh punya suami lebih dari satu juga (tunggu sebentar aku mau muntah menuliskannya!) dan banyak alasan lainnya selain juga dikatakan tidak sesuai dengan zaman karena zaman modern itu adalah zamannya monogamy bukan poligami.

Setuju… aku juga sedih mendengar semua itu, padahal kalau mau jujur banyak hal aneh dibalik alasan-alasan tadi. Contohnya saja:

1. Apakah dengan monogamy perempuan tidak akan tersakiti, apakah akan mampu menjamin kesetiaan suami? Atau apakah perempuan akan lebih suka kalau suaminya selingkuh asal tidak ketahuan? Seperti kasus YZ dan ME dulu sebelum istrinya tahu?

2. Boleh asal adil? Manusia mana sih yang bisa adil? Dengan pemahamanku yang masih sedikit ini aku yakin kok kalau dalam Islam adil bukanlah syarat dari poligami tapi konsekuensi yang muncul ketika seseorang memutuskan untuk poligami

3. Kekerasan terhadap perempuan di rumah tangga? Masa? Memangnya cuma perempuan yang mengalami kekerasan? Aku ga percaya, karena fakta bicara tidak sedikit kok laki-laki dan anak-anak baik anak perempuan juga anak laki-laki yang mengalami kekerasan dalam tumah tangga.

4. Kalau mau bilang dalam islam tidak ada aturan mengenai poligami, apa sih agama orang yang bilang itu? Kalau dia beragama islam juga gawat banget tuh imannya, karena mau dia kemanain pemahaman kalau itu sempurna dan paripurna! Karena islam itu sempurna makanya urusan poligami pun pasti ada aturannya iya kan.(geleng-geleng kepala ya kalau baca)

5. Wah untuk tafsir qur’an ga bisa sembarangan, ga bisa juga pake pendapat para pembaharu atau para ahli tafsir kontemporer yang belajar islam bukan pada ahlinya tapi pada para pemikir barat (maksudnya sekolah islamnya di Amrik, British, dkk). Lah gimana mereka maungerti islam kalo yang ngajarin mereka bukan faqh fiddien. Mumet kan!

6. Memang berdasarkan sosiologi dan antropologi, pada masa berburu dan mengumpulkan, tidak terjadi kekerasan terhadap wanita, bahkan wanita memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan, garis keturunan juga berdasarkan pada ibu, tapi…. Mau tau ga kenapa? Karena pada masa pra peradaban itu wanita adalah milik bersama, jadi semua bisa pake asal suka (tunggu aku mau muntah lagi). Selain itu juga tidak ada pernikahan tidak ada ikatan hanya kesepakatan bersama aja jadi boleh aja tuh wanita tinggal dengan beberapa laki-laki dalam waktu bersamaan atau dalam jangka waktu tertentu. Nah….mau kembali hidup seperti zaman itu, amit-amitdeh! GA SUDII!!! Lebih rendah dari binatang donk, binatang aja ga gitu yeackk

Sebenarnya apapun alasan dari penolakan poligami ini tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah konspirasi besar yang mengepung kaum muslimin, sebuah upaya global untuk menjauhkan kita ummat mulia ini dari kekuatan besarnya yakni “islam ideology”.

Penghalang besar tengah di pasang dihadapan kita supaya kita tidak lagi peduli tapi phobi dengan islam. Kemudian di pasang jerat besar supaya kita terlena dengan perjuangan. Yakni indahnya kehidupan dunia yang melenakan.

Sahabatku dengan pernikahan mu ini aku berharap semakin kuat gerak langkah perjuanganmu, sempurna dien mu, menjadi syiar yang baik bagi ummat dan menjadi kan mu As-Saknu, Ithmi’nan dan mendapatkan rahmah dari Allah, teruskan perjuangan kita hingga Allah memenangkan kita atau Allah mematikan kita dalam jalanNya

Amiien……………………

Your be loved friend,

Hanee ^_^

No comments:

Post a Comment