Wednesday, June 13, 2012
Standar Upah Minimum Layakkah?
Wednesday, August 17, 2011
Emang si biasanya kita itu paling males kalo ngomong sama orang yang level of education nya beda... Ya iya lah gimana ga, kita ngomong A eh nangkepnya C, masih mending coba nangkepnya Z - waduw apa ga berabe-
tapi... Biar gimana juga dalam hidup ini kita bakal banyak nemuin yg namanya perbedaan dalam tingkat pendidikan. Sebenarnya sih bukan tingkat pendidikan yang jadi masalah, tapi kemauan belajar dan mengkaitkan jadi jangan belajar dari buku aja....
Sunday, August 7, 2011
being a parent
ehmmm kenapa kali ini kita ngomongin nikah ya?
semua berawal dari pembicaraan di room dengan salah seorang teman jauh.... - jauh beneran ini- beberapa waktu lalu. seperti biasa sebagai senior yang baik hati dan tidak sombong juga rajin menabung yang selalu menjadi curahan hati para junior (halah_) diriku selalu dimintai tolong dan salah satunya adalah dimintai tolong menjadi MC. - tau dunk jadi mc, itu lho disuatu acara yang jadi bawa acara- bukan, bukan MC itu tapi MC sebagai Mak Comblang. nah si adik ini mempercayakan urusan jodohnya ditangan senior terpercayanya ini. akhirnya penentuan kriteria pun dilakukan.... tapi setelah beberapa kali dialog ternyata yang ada malah kesel, soalnya tu adek bukannya terlihat kesiapannya malah keliatan ga jelasnya...
nah itulah kesiapan untuk menikah bukanlah sebuah pengakuan semata namun terlihat dari sebuah sikap dan penerimaan terhadap calon pasangan dan ini yang tidak dimiliki oleh banyak pihak. sering kali terdengar kalimat, "kalo dengan yang itu ga mau ah" atau "amun dengan yang itu ulun hakun ae ka ae" tapi tidak sedikit juga yang siap menikah sehingga dengan yang mana pun asal bukan kakinya empat, tetap setuju.
namun tidak sedikit juga kesiapan menikah dengan berbagai alasannya -mulai dari terlanjur cinta, kelamaan pacaran, dikejar umur, udah mapan dlll- tidak dibarengi dengan kesiapan menjadi orang tua.
menjadi orang tua, berbeda dengan menjadi pasangan (baca: suami-istri). menjadi orang tua tidak sekedar siap secara materi dan fisik tapi juga secara ilmu. karena tidaklah gampang menjadi orang tua, disaat orang tertidur lelap kita harus bangun untuk menyusui, ganti popok bahkan nemenin main. disaat orang lain mengejar karir kita harus berbagi karena sikecil sakit, dan harus ekstra mendidik dan memberi contoh -nah ga bisa lagi tu ngomong sembarangan, dan bersikap sembarangan, langsung ditiru- hal seperti inilah yang harus diperhitungkan oleh banyak orang yang memutuskan being a parent.
mendidik anak tidak lah semudah akad nikah yang selesai dalam waktu 15 menit, bahkan 15 tahun pun bukan waktu yang cukup sehingga membuat kita menjadi ahli, anak memerlukan lebih dari sekedar biaya dan perawatan yang tinggi, tapi juga pengorbanan yang tinggi. kita tidak lagi bisa egois, sebelumnya pulang kerja tanpa ganti baju langsung berbaring sepatu, tas diletakkan disembarang tempat, tidur sampai siang, mandi malas-malasan, sholat diakhir waktu, trus anak dititip sama pengasuh (mulai dari lpengasuh beneran sampe pengasuh berupa kakek/nenek) belum lagi urusan makannya -diserahkan pada hal instan... wah dijamin dah tuw anak ga jauh sama prilaku ortunya. meski sepele justru hal seperti ini yang banyak dilalaikan oleh para pasangan. -kebayang ga gimana generasi mendatang-
mendidik anak dalam islam adalah hal besar yang bagi pelaksanannya diganjar dengan pahala yang besar. kenapa?
karena anak adalah generasi yang akan meneruskan kejayaan atau juga kehancuran suatu kaum hadist rasul "anak dilahirkan dalam keadaan fitri/suci, orang tualah yang menjadikan nya nasrani, yahudi atau majusi". itu artinya orang tualah yang akan bertanggung jawab pertama kali terhadap pembentukan si anak. jadi jangan heran klo ntar di akherat banyak orang tua yang terganjal karena anak, dan banyak juga -ingat diakherat ntar orangnya ada banyak- yang tertolong karena anak.
soooooo.... pertanyaan berikutnya adalah, sudahkah kita siap menjadi orang tua? bukan sekedar menjadi pasangan hidup yang menyenangkan bagi pasangan kita? bertanggung jawab terhadap pertumbuhan seorang anak/manusia dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungan agama Allah? jawabnya silakan direnungkan sendiri....
wassalam
Wednesday, August 3, 2011
ngantuk
ngantuk itu.... adalah kondisi dimana tubuh merasakan lelah dan memberi sinyal untuk istirahat
ngantuk itu.... adalah kondisi dimana tubuh kekurangan gizi sehingga tidak mampu beraktivitas sebagai mana mestinya
ngantuk itu.... adalah penyakit yang selalu datang setiap habis makan besar
ngantuk itu.... sesuatu yang merepotkan bagi yang punya bayi dan balita
ngantuk itu.... sesuatu yang berbahaya bagi mahasiswa diruang kuliah sama halnya bagi sopir bis malam
ngantuk itu.... sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang patah hati dan insomnia
ngantuk itu.... sesuatu yang sangat mengganggu bagi orang-orang yang tengah berpuasa pada siang hari yang sangat panas
ngantuk itu.... seperti kutil ditengah ceramah
ngantuk itu.... seperti yang kurasa saat ini
selamat tidur semua.... zzzz...zzzz...zzzz...
Thursday, December 9, 2010
40 tahun
setelah lama tak menulis, kira-kira ada apa ya dengan 40 tahun... he... he... he....
usia 40 tahun adalah usia yang dipercaya sebagai ambang kematangan seorang pria (well man only). percaya atau tidak usia 40 tahun biasanya menjadi tonggak dalam perjalanan kehidupan seorang pria dimasa-masa berikutnya... (berdasarkan pengamatan ya)
40 tahun sebagai masa kematangan seorang pria bisa dilihat pada diri Rasulullah, beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul. jadi bisa dianggap diusia inilah seorang pria disebut sebagai PRIA dengan segenap tanggung jawab dan segala sesuatunya.
setelah berusia 40 tahun seorang pria akan memiliki penilaian yang matang, sehingga usia 40 tahun ini seorang pria akan terlihat jelas kepribadiannya, yup... mulai dari rumah pribadinya, mobil pribadinya juga perusahaan pribadinya --eh salah... hehehe..--
mapsudnya..... setelah usia 40 tahun inilah ketauan aslinya seorang pria
jadi baik dan buruknya kepribadian seorang pria ajeg di usia ini, kalau sebelumya dia adalah seorang pria yang baik, maka di usia ini akan menjadi pria baik.... begitu juga sebaliknya kalau sebelum 40 tahun udah ga keruan maka diusia ini bakalan jadi lebih parah...
tapi.... kalau sebelumnya seorang pria adalah preman, maka terkadang usia 40 ini menjadi titik balik bagi hidupnya, yup dan berlaku sebaliknya kalau sebelumnya seorang pria adalah orang alim... jangan heran kalau kemudian diakhir sisa umurnya justru jadi preman, karena usia ini lah titik baliknya...
nah.... sekarang bagi kaum adam yang udah ngerasa baik... jagalah itu karena sebelum dan menjelang usia 40 tahun ntar banyak godaan yang bisa bikin jungkir balik kepribadian. tapi jangan berkecil hati dan jangan jadi justifikasi juga bagi kaum adam yang udah rada ga bener (ah belum 4o gini masih bisa berubah) karena kebiasaan bisa menjadi kepribadian juga loh...
so sebelum berusia 40 tahun, berhati-hatilah....
tapi guys... benar tidaknya pengamatan ini kalian lah nanti yang akan membuktikan oke...
salammmm................
Tuesday, August 24, 2010
Strategi keamanan pangan dalam islam
Melonjak harga bahan makanan ini ujung-ujungnya berdampak pada seluruh masyarakat, dari sisi pedagang kenaikan harga ini menurunkan omzet mereka hingga 30%, beras yang biasanya terjual satu ton perhari kini hanya mampu terjual 200 – 300 kg/harinya. Dari sisi konsumen ini, kenaikan ini melemahkan daya beli mereka, pada awalnya uang Rp.100.000 masih bisa digunakan untuk membeli bahan makanan yang layak namun saat ini dengan besaran yang sama konsumen mendapatkan bahan makanan yang lebih sedikit. Kenaikan harga bahan makanan ini juga berdampak pada pendapatan pengusaha makanan, karena naiknya harga membuat pendapatan mereka menurun, dan pada akhirnya mereka akan menaikkan harga jual yang pada akhirnya merugikan konsumen akhir.
Mahalnya harga bahan makanan pokok juga menjadi alasan alami yang membuat masyarakat membatasi jumlah anak. Banyak berita yang menunjukkan bagaimana ibu yang khawatir akan masa depan anak-anaknya rela membunuh anak-anaknya, atau ibu yang membunuh anak-anaknya dan kemudian justru bunuh diri karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ada apa dibalik kenaikan harga pangan?
Kenaikan harga pangan yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan suda berlangsung beberapa waktu ini terjadi karena beberapa faktor:
1. Gagal panen. Kenaikan harga ikan dan produk pertanian lainnya, sama seperti kenaikan harga lainnya yang mengikuti hukum ekonomi dimana semakin sedikit barang maka semakin mahal harganya. Dan alam (iklim dan cuaca) merupakan fakor yang menentukan berhasil tidaknya produksi pertanian. Perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu, termasuk banjir di beberapa sentra produksi mengakibatkan gagal panen.
Selain faktor iklim, ketersedian dan keterjangkauan sarana produksi juga mempengaruhi keberhasilan panen. Mahalnya harga pupuk dan obat-obatan pertanian, membuat biaya produksi meningkat. Bagi petani yang mampu membeli maka hal ini akan membuat harga produk pertanian dari tingkat petani mengalami kenaikan. Bagi petani yang tidak mampu membeli sarana pertanian, dengan banyak nya serangan hama dan penyakit, maka mengalami gagal panen.
Selain gagal panen, berkurangnya lahan pertanian, akibat konversi lahan, juga mempengaruhi ketersedian produk pangan dipasaran. Banyak lahan pertanian yang dikonversi menjadi lahan non pertanian, dan kurangnya pembukaan lahan pertanian baru, berefek pada jumlah produk pangan dipasaran.
2. distribusi. Jauhnya jarak antara sentra produksi dan pasar memerlukan biaya angkut yang tidak sedikit. Ditambah dengan mahalnya biaya transportasi (dipengaruhi oleh harga bbm) juga biaya penyimpanan dan biaya tranfer lainnya.
Termasuk dalam permasalahan distribusi ini adalah penimbunan. Bahan makanan pokok merupakan hajat hidup masyarakat yang pasti dibeli meski harganya mahal sekalipun. Ini memberikan peluang bagi oknum-oknum tertentu yang ingin mengambil keuntungan lebih untuk menimbun barang-barang tertentu.
3. musim. Konsumsi pangan masyarakat biasanya juga meningkat seiring musim atau momen-momen tertentu. Misalnya momen ramadhan dan hari besar lainnya. Meningkatnya konsumsi masyarakat pada momen-momen ini tidak dibarengi dengan meningkatnya stok dipasaran akan meningkatkan harga.
4. faktor lain. Disadari atau tidak dengan adanya kenaikan TDL juga memiliki andil dalam kenaikan harga bahan makanan. Begitu juga dengan kenaikan bbm, sebab dua hal ini merupakan faktor pendukung, bagi dunia usaha.
Kebijakan pemerintah juga mempengaruhi, karena dengan dibebaskannya tarif masuk (impor) hingga 0% bagi bahan makanan tertentu, ternyata justru mematikan usaha pertanian dalam negeri dalam jangka panjang. Sulitnya pengusahaan padi dan kedelai didalam negeri karena iklim dan obat-obatan yang mahal begitu juga dengan harga pupuk yang juga mahal, belum lagi resiko gagal panen, dan harga yang rendah pada saat panen, membuat petani berfikir ulang sebelum mengusahakan komoditas ini. Dilain pihak pemerintah membebaskaan bea masuk bagi komoditas ini. Dimana pedagang bisa panen beras dan kedelai dipelabuhan yang lebih kecil resikonya. Dalam jangka panjang akan mematikan usaha padi dan kedelai dalam negeri. Pada akhirnya akan membuat kita tergantung dengan impor, dan terombang-ambing dalam naik turunnya harga dunia, sekali lagi hal ini akan merugikan masyarakat.
Strategi keamanan pangan dalam islam.
Selama ini solusi pemerintah dalam menghadapi kenaikan bahan makanan adalah dengan melakukan operasi pasar. Namun itu pun hanya untuk bahan makanan tertentu. Padahal kualitas pangan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sdm dalam negeri.
Dalam islam pangan merupakan salah satu kebutuhan primer setiap warga negara. Sehingga keamanan pangan hanya bisa tertegakkan ketika daulah khilafah tegak. Terpenuhinya pangan tiap warga negara merupakan hak warga negara yang dijamin oleh negara. Sehingga negara memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan setiap warga negara memiliki makanan. Telah mahsyur khabar bagaimana amirul mu’minin umar bin khatab memanggul sendiri bahan makanan bagi rakyatnya yang tidak memiliki. Hal ini berbeda dengan penguasa saat ini yang justru kenyang sedangkan rakyatnya banyak yang kelaparan.
Keamanan pangan terkait dengan kebijakan pertanian. Dan hal ini berkaitan dengan beberapa hal:
a. kepemilikian lahan dan pengelolaan lahan. Imam bukhari meriwayatkan hadist dari Umar dari Rasulullah bahwa beliau bersabda: ”siapa saja yang telah menghidupkan sebidang tanah dengan pagar, maka tanah itu adalah miliknya”. ”siapa saja yang telah memagari sebidang tanh dengan pagar, maka tanah itu miliknya”. Dan ”siapa saja yang terlebih dahulu sampai pada suatu tempat yang belum pernah didahului oleh seorang muslim pun, maka dia lah yang lebih berhak atas tempat tersebut”. (An-nabhani, 1990)
Namun kepemilikan ini bukanlah kepemilikan otomatis dan selamanya karena umar menyebutkan bahwa ”siapa saja yang memagari tanah tidak berhak (atas tanah yang telah dipagarinya) setelah (membiarkannya) selama tiga tahun”. Dan Rasulullah bersabda: ”siapa saja yang telah menghidupkan tanah mati maka tanah itu adalah miliknya”.
b. Intensifikasi. Meningkatkan produksi pangan dengan meningkatkan hasil produksi pangan, hal ini bisa ditempuh dengan memberikan subsidi pada berbagai sarana produksi pertanian seperti pupuk, benih, obat-obatan dan informasi iklim dan cuaca dan irigasi yang baik kepada masyarakat.
c. Ekstensifikasi. Adalah meningkatkan produksi pangan dengan menambah luasan areal pertanian. Hal ini bisa dilakukan pemetaan wilayah daulah dengan melihat potensi dan kesuburan tanah. Sehingga lahan yang sebenarnya efektif buat pertanian tidak akan dikonversi menjadi lahan tambang atau yang lainnya, demikian juga sebaliknya.
d. Diversifikasi. Diversifikasi jenis pangan sangat perlu supaya tidak bergantung pada satu jenis pangan saja. Yang akan menimbulkan monopoli atau justru kesulitan ketika terjadi gagal panen pada satu produk pangan.
e. Perlindungan. Perlindungan disini bukan sekedar dalam subsidi sarana produksi namun juga perlindungan negara terhadap komoditas strategis (seperti beras- karena bahan makanan pokok). Tidak ada negara yang ingin tergantung secara pangan kepada negara lain. Karena ketergantungan ini akan membahayakan integritas negara. Sehingga pembatasan impor, atau justru penghentian impor untuk menumbuhkan pertanian dalam negeri bisa dilakukan.
Strategi ini selain menjamin terpenuhinya kebutuhan primer setiap warga juga akan mematahkan teori malthus. Karena dengan pengelolaan yang benar kekhawatiran kurangnya jumlah pangan akibat bertambahnya jumlah penduduk tidak akan terjadi. Selama ini kerawanan pangan lebih disebabkan karena kekayaan hanya dinikmati 20% penduduk dunia.
Islam adalah paripurna, sehingga satu kebijakan hanya akan bisa dilaksanakan ketika kebijakan pada sektor lain juga diterapkan. Supaya daulah bisa menjamin ketersedian pangan bagi tiap warga negara, maka daulah harus memiliki sumber penerimaan sendiri yang terkait dengan keuangan dan lainnya. Semoga khilafah segera tegak, sehingga keamanan pangan bisa terjamin.
Thursday, April 22, 2010
terima kasih mama mertua
disadari ato tidak, kita semua kudu bersyukur dan berterima kasih pada mertua, coz... pasangan yang kita dapat saat ini semuanya berkat mertua. pasangan yang santun, berpendidikan, penyayang, pengertian dll... semua berkat mertua kita. siapa yang untung kita juga kan tinggal "memetik" hasil didikan mertua.
jadi meskipun bete dengan sikap mertua, tetap aja harus bersyukur dan berterimakasih pada mertua yang telah memberikita pasangan hidup dan merestui kita sebagai menantu.
buat my mother in law, thankedyou verry much for your beloved son, who's now my husband...
^_^ thank's Allah my Lord for given' me a soulmate...